Jumat, 16 September 2011

Lomba senam kasih Semesta Sekolah Minggu Buddhis MAPANBUMI 2011 Berlangsung Sukses

Harian Analisa Jumat, 9 september 2011

      Perlombaan Senam Kasih Semesta Sekolah Minggu MAPANBUMI ke-5 tahun 2011 yang diadakan di Sky Conventional Hall Maha Vihara Maitreya, Medan, Minggu(4/9) lalu berlangsung sukses dan meriah. Perlombaan tahun ini diikuti 400-an anak-anak sekolah minggu dari 20 vihara se-Sumut.
      Acara yang berlangsung pukul 09.30-14.30 Wib diawali dengan nyayian bersama lagu "Mars Sekolah Minggu" dan dilanjutkan dengan kata sambutan dari Maha Pandita Citrawira. "Anak-anak sebagai generasi penerus  bangsa haruslah kita bimbing bersama agar kelak menjadi seorang insan yang berbakti kepada orang tua serta bisa hidup harmonis dengan saudara dan orang lain. Sedari kecil haruslah ditanamkan nilai-nilai yang positif dalam diri serta diarahkan untuk melakukan perbuatan yang benar. sehingga kelak dapat menbawakan kebahagiaan, keharmonisan dan manfaat bagi keluarga, masyarakat dan bangsa. Semoga kita dapat meminjam event perlombaan tahunan untuk meningkatkan kualitas diri dan memotivasi diri untuk menjadi semakin baik di masa depan."
     Setelah kata sambutan, para peserta memberikan rangkaian penampilan yang menghibur. Semua anak tampak sangat bersemangat dalam membawakan senan kasih semesta. Kepolosan, kelincahan, dan vitalitas termanifestasi dalam setiap gerakan yang apik dengan senyuman kasih yang turut menghiasi wajah kecil mereka, membuat penonton larut dalam kesukacitaan dan rasa kagum.

      "Saya hadir disini untuk memberikan semangat bagi anak saya sendiri dan anak-anak lainnya. Melihat mereka berusaha menampilkan yang terbaik serta bergembira berjuang bersama teman-teman satu timnya, saya sebagai orang tua juga turut merasa bangga. Di sini setiap anak mempunyai impian yang sama, yakni membawakan kebahagiaan bagi orang lain, serta menciptakan suasana kehangatan satu keluarga," sebut salah satu orang tua murid yang ditemui di sela-sela acara.
      Acara senam juga diselingi dengan drama parodi dan persembahan tembang kasih semesta. Melalui drama parodi singkat berjudul" Jam Kebahagiaan" yang dibawakan oleh Tim Drama Blue Ocean, kita semua diingatkan tentang betapa pentingnya kebahagiaan hidup. Hal utama yang menentukan nilai hidup kita bukanlah kelimpahan materi, melainkan kualitas kebahagiaan hidup; bagimana menjalani setiap moment suka duka hidup dengan syukur dan bahagia.
Usai persembahan drama parodi, acara kemudian dilanjutkan dengan testimoni atau penyampaian intuisi yang disampaikan oleh perwakilan dari pihak orang tua murid, siswa sekolah minggu, serta pelatih senam.


     Tujuan perlombaan bukanlah untuk mencari Sang Pemenang, namun yang lebih penting, kita semua dapat meminjam event berharga ini untuk belajar saling memotivasi dan bekerja sama, menuntut diri untuk menjadi seorang kader yang handal, agar semakin banyak generasi muda yang menyadari pentingnya menjunjung, melindungi, mencintai dan memuliakan semua kehidupan. Jika kita mewujudkan misi dari perlombaan ini dan mampu membawakan suka cita bagi segenap insan, sadarilah bahwa kita semua merupakan pemenang.
     Acara kemudian ditutup dengan pembagian piagam oleh Maha Pandita Citrawira dan pembagian sourvenir oleh Pandita Satya Vira serta menarikan senam kasih semesta bersama "Mars Riang Gembita" dan "Dunia Satu Keluarga".




Senin, 13 Juni 2011

Tri Lomba Anak-anak Sekolah Minggu Tahun 2010

Minggu, 21 November 2010 Bidang Sekolah Minggu sukses melaksanakan tiga perlombaan untuk anak-anak sekolah minggu untuk tahun 2010. Ketiga lomba tersebut adalah perlombaan nyanyi solo dengan jumlah peserta sebanyak 33 orang, perlombaan Cerita Dharma dengan jumlah peserta 18 orang, dan perlombaan protokol kebaktian dengan perserta 17 orang.
Acara perlombaan dimulai jam 09.00 Wib pagi dibuka oleh Tek Ho Tc dan dilanjutkan kata sambutan dari Maha Pandita Citrawira. Perlombaan tahun ini diadakan di Maha Vihara Maitreya Cemara dengan memakai 3 ruangan yakni Sky Room di Lt 2 untuk lomba solo, Star Room di Lt2 untuk lomba cerita Dharma dan Aula Bakti Sala di Lt.3 untuk lomba protokol.

Acara pun ditutup dengan pembangian sourvenir dan piagam juara bergilir "Piala Prajna Mitra". Juara Lomba Solo tahun 2010 jatuh pada peserta Vihara Adhi Maitreya Tanjung Morawa. Juara Cerita Dharma tahun 2010 diraih peserta dari Maha Vihara Vidya Maitreya Pematang Siantar. Juara Protokol kebaktian tahun 2010 berhasil dicapai oleh tim Vihara Maitreya Dharma Tebing Tinggi.

Rabu, 01 Juni 2011

ACARA PERTEMUAN TAHUNAN GURU BSM 2010

Senin, 25 Oktober 2010
ACARA PERTEMUAN TAHUNAN GURU BSM 2010

Pada Tgl. 23-24 Oktober 2010 Bidang Sekolah Minggu (BSM) berhasil menyelenggarakan acara Pertemuan Tahunan Guru BSM untuk Tahun 2010. Tema Pertemuan Guru BSM 2010 adalah "MENDIDIK ADALAH KARYA NYATA NURANI" . Pertemuan kali ini diikuti oleh 124 orang guru yang terdiri dari 40 orang pria dan 84 orang wanita. Mereka berasal dari 18 Vihara SeSumatera Utara yakni dari kota P. Siantar, Tebing Tinggi, Tanjung Balai, Perbaugan, R. Prapat, L.Pakam, Binjai Km 12 dan Medan sekitar (Simpang Kantor, Brayan, Titipapan, Kota Bangun, Sutomo, Tanjung Morawa, Malaka, Cemara, Gg. Sado, Bakau, Sambu baru dan Thamrin.)

Pertemuan hari pertama diadakan di Auditorium MVM cemara mulai jam 19.30 Wib dengan pembukaan oleh Pdt. Qiu yang memberikan bimbingan Dharma dengan topik "MENDIDIK ADALAH KARYA NYATA NURANI/KASIH". Peserta mendapatkan motifasi untuk mengenal lebih dekat akan Makna sesungguhnya sebagai seorang Guru dalam mendidik anak.
Sesi berikutnya di isi dengan Penayangan Film " LASKAR PELANGI" dan acara hari pertama ditutup dengan melakukan Renungan Malam Bersama yang dibawakan dengan kudus oleh Pdt. Wu.

Pada hari kedua peserta melakukan kebaktian Pagi bersama jam 06.30 wib dan dilanjutkan Sesi-1 oleh Tek Ho Tz dengan topik " Memahami Watak Anak" di Sky Room Lt.2 Cemara.
Sesi-2 oleh Pdt. Wu membawakan topik "10 concept management"
Peserta diajak interaktif untuk membentuk kelompok kecil membahas permasalah yang timbul di Sekolah Minggu vihara masing-masing.
Untuk memberikan rasa refresing pada peserta, panitia menyisipkan permainan game Team Work dilakukan di outdoor.
Saat permainan tampak peserta sangat antusias dan bergembira berbaur bersama sebagai satu keluarga besar guru sekolah minggu.

Sesi-3 dilanjutkan kembali oleh Pdt. Wu dengan topik "10 Cara Membangun Kharisma"
Selesai kebaktian Siang dan istirahat. Acara di mulai dengan game tebak lagu yang dibawakan Tek Ho Tz. Lagu-lagu yang diperdengarkan adalah lagu-lagu vihara untuk memperkuat kecintaan guru terhadap bidang kesenian.
Sesi-4 berupa Laporan Tahunan BSM 2010 dan slide kegiatan 2 tiap BSM di Vihara
Pada Kesempatan ini Pdt. Yang juga memberikan motifasi bagi guru-guru sekolah minggu dan
akhir acara pun ditutup oleh Pdt.Wu tepat pada jam 16.30 Wib.

Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, Guru mengajar tanpa pamrih , Namun Dedikasi Seorang Guru terhadap murid sekolah Minggu merupakan suatu Kebanggaan bila dapat membawa anak anak menjadi generasi penerus bangsa yang bermoral, beretika, berbakti kepada orang tua serta mengasihi saudara dan orang tua. Maju Terus Guru BSM....Sampai jumpa di Tahun depan.

Selasa, 31 Mei 2011

Perlombaan Senam Kasih Semesta Sekolah Minggu

Minggu 19 September 2010
Perlombaan Senam Kasih Semesta Sekolah Minggu Buddhis 2010 Sukses

Perlombaan Senam Kasih Semesta Sekolah Minggu Buddhis 2010 di Sky Convention Hall Maha Vihara Maitreya Medan, Minggu 19 September 2010 lalu berlangsung sukses dan meriah. Perlombaan tahun ini merupakan perlombaan dengan peserta terbanyak, diikuti 486 anak-anak sekolah minggu dari 24 vihara se-Sumut.
Acara dimulai pukul 09.00 hingga 14.00 WIB, diawali nyanyi bersama lagu ”Cahaya Bunda Sinari Jiwaku” dan kata sambutan dari Maha Pandita Citrawira.
Dalam sambutan tersebut, menegaskan anak-anak sekolah minggu sebagai generasi penerus bangsa harus diarahkan dan dibimbing bersama agar kelak dapat menjadi seorang insan yang berbakti kepada orang tua serta bisa mengasihi saudara dan orang lain.
Para peserta memberikan rangkaian penampilan yang menghibur. Adik-adik kecil yang berusia dari 4 tahun ke atas, semuanya sangat bersemangat dalam membawakan senam kasih semesta.
Kepolosan, kelincahan dan vitalitas termanifestasi dalam setiap gerakan yang apik dengan senyuman kasih yang turut menghiasi wajah kecil mereka, membuat penonton larut dalam kesukacitaan dan rasa kagum.


“Kegiatan ini sungguh positif. Saya senang bisa hadir di sini, memberikan semangat bagi anak saya sendiri dan anak-anak lainnya. Melihat mereka bergembira dalam perjuangan bersama, saya sebagai orang tua juga turut merasa senang,” ujar salah satu orang tua murid.
Acara senam yang dibawakan tim dari 24 vihara ini juga diselingi dengan kegiatan kuis, drama parody, serta solo maupun duet tembang kasih semesta. Team Jerapah sebagai team pertama yang dibentuk dan beranggotakan anak-anak sekolah minggu dari berbagai vihara juga hadir sebagai tim tamu.


Acara kemudian ditutup dengan pembagian piagam serta sourvenir oleh Maha Pandita Citrawira kepada 24 orang Pelatih team serta menarikan senam kasih semesta “Bahagia Bersama” (Artikel dikutip dari Harian Analisa Tgl.19/9/10)

Senin, 30 Mei 2011

Perayaan Hari Anak Nasional 2010

Pada Tgl. 18 Juli 2010

Sekolah Minggu Buddhis mengadakan perayaan hari anak nasional

Anak-anak Sekolah Minggu Buddhis tampak penuh dengan senyuman merayakan Hari anak Nasional dalam permainan tebak lagu .

Anak sekolah Minggu sedari dini diajarkan pentingnya belajar senyum kasih meneladani Buddha Maitreya. Mengapa hal ini begitu penting dalam kehidupan sekarang ini? Karena anak jaman sekarang sedari kecil sudah banyak menghadapi masalah beban hidup dari tuntutan orang tua dan sekolah. Anak-anak pagi-pagi harus pergi sekolah dan pada siang hari harus ikut les. Tak heran jika banyak anak yang mengeluh” Hidup itu beban…”. Namum apakah kita dapat lari dari kenyataan hidup ini? Tentu tidak.

Buddha Maitreya sebagai Budha Maha Kasih menyampaikan kepada kita untuk menghadapi hidup dengan senyuman kasih, syukuri semua suka dan duka dan semuanya akan menjadi lebih baik.

Mungkin kita berkata” Hidup ini susah, pekerjaan sekolah ku melelahkan, teman-teman di sekolah menjauhiku, keluargaku penuh kegaduhan. Bagaimana saya bisa tersenyum? Justru inilah waktunya kita harus belajar tersenyum untuk merubah nasib kita. Senyum kasih adalah kebangkitan, sementara kesedihan hanya akan memperburuk hidup kita. Hidup menjadi sia-sia bila dijalani dengan kebodohan, kebencian dan keserakahan serta diperparah dengan wajah sedih dan air mata. Kebahagiaan tidak datang sendiri, dia datang mengikuti senyuman. Kita lihat senyuman kasih Buddha Maitreya yang senantiasa terpancar sungguh memberikan kita kebahagiaan bagi umat manusia. Jalani hidup dengan senyuman kasih. Mulailah dari diri sendiri dengan memberikan senyuman kasih pada diri sendiri, hiasi wajah dengan senyunan kasih. Ini artinya kita mengasihi hidup kita dengan menyampaikan pesan kedamaian dan kekuatan ke dalam hati dan tubuh kita. Maka hidup kita akan menjadi lebih bahagia.#